Background
TEORI
DAN
PERILAKU KONSUMEN
Teori konsumen untuk menerangkan dan meramalkan produk-produk yang akan dipilih oleh konsumen (rumah tangga) , pada tingkat pendapatan dan harga tertentu. Teori ini juga untuk mendapatkan kurve permintaan. Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis penentuan pilihan konsumen ada 3 yaitu: 1. pendekatan utilitas ( utility approach), pendekatan kurva indiferens ( indiverence curve), dan pendekatan atribut (attribute approach)
Pendekatan utilitasmenganggap bahwa kepuasan konsumen yg diperoleh dari pengkonsumsian barang-barang dan jasa dapat diukur cara yg sama seperti utk. Berat  atau tinggi badan seseorang. Pendekatan ini disebut juga pengukuran kardinal. Mis : seseorang yg mempunyai berat 100 kg bisa dikatakan mempunyai berat dua kali lebih berat dibandingkan dengan orang yg mempunyai berat 50 kg. Demikian pula halnya tingkat kepuasan /utility, mis tingkat utilitas 200 dikatakan dua kali lebih besar drpd. 100

Pendekatan kurva indiferens menganggap bahwa tingkat kepuasan atau utilitas yg diperoleh konsumen dari pengkonsumsian barang dan jasa hanya bisa diukur dg pengukuran ordinal. Mis. Tingkat kecerdasan seseorang/IQ . Sebagai contoh : Si Amat dg tingkat IQ setinggi 150 dikatakan lebih cerdas dari Si Amin yg ber IQ setinggi 75. Tetapi tidak benar jika kita mengatakan bhw. Si Amat adalah dua kali lebih cerdas dari pada Si Amin. Kita tidak bisa menambahkan dua orang yg ber IQ 75 utk. Menyamai seseorang yg ber IQ 150.

Pendekatan atribut menganggap bahwa yg diperhatikan konsumen bukanlah produk secara fisik, tetapi atribut yg terkandung dalam produk tersebut. Yang dimaksud atribut suatu barang adl. Semua jasa yg dihasilkan dari penggunaan dan atau pemilikan barang tersebut. Contoh atribut sebuah mobil adl meliputi jasa pengangkutan , prestise, privacy keamanan, kenyamanan dan sebagainya.

PENDEKATAN UTILITAS
Asumsi-asumsi Pendekatan Utilitas:
1. Tingkat utilitas total yg dicapai seorang konsumen merupakan fungsi dari kuantitas berbagai barang yg dikonsumsinya:
Utilitas = U(barang X, barang Y, barang Z…………)
2. Konsumen akan memaksimumkan utilitasnya dg tunduk dengan kendala anggarannya.
3. Utilitas dapat diukur secara kardinal.
4. Marginal utility (MU) dari setiap tambahan barang yg dikonsumsi akan menurun.MU adl perubahan total utility (TU) yg disebabkan oleh tambahan satu brg yg dikonsumsi, ceteris paribus

Utk memahami konsep utilitas, perhatikan contoh berikut : skedul total utility dan marginal utility utk rokok:
Hubungan antara TU dan MU

Perbandingan antara MU dan P
Seorang konsumen akan memilih barang-barang yang dapat memaksimumkan utilitasnya dengan tunduk kepada kendala anggaran (budgednya). Utilitas tersebut akan maksimum jika perbandingan antara MU dan harga adalah sama untuk setiap barang yg dikonsumsi, misal barang X, Y dan Z
MUx  =  MUy = MUz
Px           Py         Pz



GARIS ANGGARAN

GARIS ANGGARAN (budget line) adl garis yang menunjukkan jumlah barang yg dapat dibeli dgn sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu, pada tingkat harga tertentu. Konsumen hanya mempu membeli sejumlah barang yg terletak pada atau sebelah kiri garis anggaran. Titik –titik pada sebelah kiri garis anggaran tsb menunjukkan tingkat pengeluaran yg lebih rendah.
Contoh : jika anggaran (I)  sebesar Rp.100.000,00 dan harga barang x dan Y masing-masing Rp.5 ribu dan Rp.10 ribu, maka garis anggarannya ditunjukkan oleh garis BB. Daerah anggarannya melukiskan semua kombinasi (X,Y) yg dpt dibeli dg anggaran Rp.100.000,00

GAMBAR GARIS ANGGARAN

PERSAMAAN  GARIS  ANGGARAN
Persamaan garis Anggaran (dimana I = pendapatan atau anggaran  konsumen) bisa dituliskan dengan dua cara :
(1)   I = X.Px + Y.Py
Atau
(2)
Contoh persamaan anggaran untuk gambar anggaran :
100 = 100X  +  10 Y
Y

CIRI-CIRI  GARIS  ANGGARAN
Garis anggaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Berslope  negatif
Berbentuk  linear selama harga tidak berubah
Nilai dari garis anggaran semakin ke kanan semakin besar
Garis anggaran akan bergeser jika terjadi perubahan anggaran atau harga.

SLOPE GARIS ANGGARAN SAMA DGN –Px/Py
Slope garis anggaran sama dgn nilai negatif dari rasio antara harga barang pada sumbu X(Px) dengan harga barang pada sumbu Y (Py). Kita dpt menghitung slope garis tsb  dgn mencari titik-titik potongnya dengan sumbu X dan Y dan dgn menggunakan pengertian slope. Titik-titik potong tsb akan diperoleh dgn menganggap bahwa seluruh anggaran dibelanjakan utk suatu  barang tertentu. Oleh karena itu , pada anggaran dan harga tertentu seperti pada contoh di muka, perpotongan pada sumbu Y akan terjadi pada I/Py = 100/10=10. sedangkan perpotongan pada sumbu X  terjadi  pada I/Px=100/5=20

𝒔𝒍𝒐𝒑𝒆=((𝐼/𝑃𝑦))/((𝐼/𝑃𝑥))=(−𝐼)/𝑃𝑦 x 𝑃𝑥/𝐼=−𝑃𝑥/𝑃𝑦=−5/10=−1/2

PERGESERAN GARIS ANGGARAN
Garis  anggaran akan bergeser jika anggaran dan atau harga berubah. Kenaikan jumlah anggaran akan menggeser garis anggaran ke kanan (menjauhi titik origin). Sementara itu , kenaikan harga barang X akan menyebabkan garis anggaran berputar mendekati titik asal (origin), sepanjang sumbu X

PERGESERAN GARIS ANGGARAN

Keterangan :
Jika anggaran naik dari Rp.100 ribu menjadi Rp.200 ribu garis anggaran BB akan bergeser ke  B‘ B‘, seperti ditunjukkan gambar di atas.

Contoh Kasus:
}  Seorang konsumen mempunyai dana
  I = Rp. 100.000.
     Ia akan membeli Pakaian (X)dan Makanan(Y)
     (Px) = Rp. 10.000,- per unit,
     (Py) = Rp. 4.000,- per unit.
}  Jika semua dana dibelikan untuk pakaian, maka jumlah pakaian diperoleh 10 unit.
   
}  Jika semua dana dibelikan untuk makanan, maka makanan yg didapat sebanyak 25 unit.  

}  Kombinasi Dana (Rp) Jumlah Makanan(m)  dan Jumlah Pakaian (p)   sbb :
}  A :  25X x 4000 = 100.000      dan  0Y x 10.000 = 0
}  B :  20X x 4000 =   80.000      dan  2Y x 10.000 = 20.000
}  C :  15X x 4000 =   60.000      dan  4Y x 10.000 = 40.000
}  D :  10X x 4000 =   40.000      dan  6Y x 10.000 = 60.000
}  E :    5X  x 4000 =   20.000       dan  8Y x 10.000 = 80.000
}  F :    0X  x 4000 = 0                    dan 10 Y 10.000 = 100.000

FUNGSI BUDGET LINE (BL)
}  FUNGSI BUDGET LINE (BL)
}  Dengan dana Rp. 100.000,-
}  Harga Barang X = Px= Rp.10.000,-
}  Harga barang Y = Py = Rp. 4.000,
}  Rumus Fungsi BL → I = X Px + Y Py
}                     100.000 =  X 10.000 + Y 4.000
}                      4.000 Y = 100.000 – 10.000 X
}                      Fungsi BL :  Y = 25 – 2,5 X
}  Titik keseimbangan konsumen
: adalah perpotongan budget line dengan kurva indiferen. Rumus :
}  MRS xy  =  MUx  =  Px
                    MUy       Py
}  MUx   =  MUy  =  MUz
}   Px           Py          Pz



LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan
1. Perumusan Masalah
2. Penentuan Tujuan
3. Pencarian Alternatif
4. Peramalan Dampak
5. Penentuan Pilihan
6. Analisis Sensitivitas

Pembatasan Masalah
Inti dari langkah ini adalah usaha untuk menentukan dengan jelas batasan –batasan keputusan apa yang akan kita buat.
Bagian ini secara singkat membahas langkah-langkah pengambilan keputusan.
Mencakup penentuan alternatif-alternatif apa yang ada.
Pada tahap ini ditanyakan : masalah apa yg diahadapi, siapa yang akan memutuskan, bagaimana keadaan yg melatarbelakangi keputusan, dan bagaimana pengaruhnya thd tujuan-tujuan manajemen.

Penentuan Tujuan
Adanya beberapa pertanyaan yg perlu kita jawab : apa tujuan pengambilan keputusan?, bagaimana seharusnya pengambil keputusan terebut menilai hasilnya dibandingkan dengan tujuannya ?, Bagaimana jika si pengambil keputusan terebut ingin mencapai tujuan yg bertentangan satu sama lain?
Dalam keputusan ekonomi , kita tidak selalu mendapatkan apa yang akan kita inginkan.

Peramalan Dampak
Kita mencoba untuk mengamati: bagaimana konsekuensi dari setiap alternatif pilihan, jika hasil yg diharapkan tidak pasti bagaimana sifatnya, dapatkan informasi yg lebih baik diperoleh untuk meramalkan suatu hasil.
Tugas peramalan konsekuensi ini tergantung pada keadaannya bisa dilakukan secara langsung atau diabaikan sama sekali.

Penentuan Pilihan
Setelah semua analisis selesai dilakukan,kita bisa menentukan pilihan yg paling kita inginkan . Setelah seorang pengambil keputusan menetapkan konteks permasalahan , menetapkan  tujuan, dan mengidentifikasi alternatif-alternatif yg tersedia, bagaimana caranya untuk memilih satu pilihan yg tersedia.

Analisis Sensitivitas
Dalam menyelesaikan suatu masalah , penting bagi kita untuk memahami dan mampu menjelaskan kepada orang lain, mengapa kita memilih keputusan tersebut. Pilihan tersebut tergantung pada tujuan yg kita pilih , cara kita merumuskan masalah, dan metoda peramalan hasilnya. Oleh karena itu , analisis sensitivitas menjelaskan bagaimana suatu keputusan yg optimal akan berubah jika fakta-fakta ekonomi berubah.Analisis sensitivitas mempunyai beberapa kegunaan yaitu : (1) memberikan informasi faktor-faktor kunci dalam permasalahan yg mempengaruhi keputusan, (2) menelusuri pengaruh perubahan-perubahan variabel yg tidak diyakini manajer tsb, Dan (3) menghasilkan solusi dalam kasus proses pengulangan pengambilan keputusan jika keadaan-keadaan tertentu dimodifikasi.



PENDEKATAN KURVA INDIVERENS
            Pendekatan kurva indiverens (ordinal utility) menggunakan pengukuran ordinal dalam menganalisis pilihan konsumen dan menurunkan fungsi permintaan. Tingkat-tingkat utilitas yang ditetapkan dalam menganalisis pilihan konsumen dan menurunkan fungsi permintaan. Tingkat-tingkat utilitas yg ditetapkan pada beberapa kelompok menunjukkan peringkat dari barang-barang tersebut.  Sekelompok barang terdiri dari sejumlah barang dengan kuantitas tertentu. Misalnya sebuah rumah , dua mobil, atau 3 sepeda motor.
ASUMSI-ASUMSI PENDEKATAN KURVA INDIVERENS
Asumsi-aasumsi tersebut adalah :
Konsumen mendapatkan kepuasan atau utilitas lewat barang-barang yg dikonsumsinya.
            U = U(barang X, barang Y, barang Z….)
Konsumen akan memaksimumkan kepuasannya dengan tunduk kepada kendala anggaran yg ada.
Konsumen mempunyai suatu skala preferensi.
Marginal Rate of Substitution (MRS) akan menurun setelah melampaui suatu tingkat utilitas tertentu. MRS adalah jumlah barang Y yang bisa diganti oleh satu unit barang X, pada tingkat kepuasan yg sama

SKALA ATAU FUNGSI PREFERENSI
            Fungsi preferensi adl suatu  sistem atau serangkaian kaidah dalam menentukan pilihan. Setiap individu dianggap memiliki fungsi preferensi dg ciri-ciri sbb:
Untuk setiap 2 kelompok barang , A dan B misalnya, konsumen dpt membuat peringkat sbb : A lebih disukai dari pada B; B lebih disukai dari pada A; maka A indiverens terhadap B
Peringkat tsb bersifat transitif, yaitu jika A lebih disukai dari pada B, dan B lebih disukai dari pada C, maka A lebih disukai dari pada C.
Konsumen selalu ingin mengkonsumsi jumlah barang yg lebih banyak, karena konsumen tidak pernah “terpuaskan” 

KURVA INDIVERENS MENCERMINKAN PREFERENSI KONSUMEN
            Kurva indiferens adl kurva yg mrnunjukkan kombinasi konsumsi (atau pembelian) barang-barang yg menghasilkan tingkat kepuasan yg sama. Artinya konsumen tdk akan lebih suka (prefer) kepada suatu titik dibanding titik-titik lain yg terletak pada kurva tsb. Kumpulan kurva indiferens disebut indifferens Maps dari setiap konsumen.
            Untuk lebih jelasnya perhatikan skedul indifferens dan kurva indiferens. Tampak bahwa jika kuantitas suatu barang turun, maka kuantitas untuk barang lain naik agar konsumen dapat “mempertahankan” tingkat kepuasan yg sama.

Marginal  Rate  Substitution
Kelompok barang
Tongseng (piring)
Sate
(tusuk)
A
B
C
D
E
1
2
3
4
5
20
15
11
8
6


KURVA INDIFFERENS


CIRI-CIRI KURVA INDIFFERENS
Semakin ke kanan atas (menjauhi titik origin), semakin tinggi tingkat kepuasannya.
Kurva indifferens tidak terpotong satu sama lain
Kurva indifferens berslope negatif
Kurva indiferens cembung ke arah origin.

HUBUNGAN ANTARA MRS DENGAN SLOPE KURVA INDIFERENS
            Besarnya MRS sama dengan nilai negatif dari slope kurva indiferens. Karena slope kurve indiferens selalu negatif , maka  MRS akan selalu positif.
MRS = - slope = (−𝑌)/(⧊𝑋)=𝑑𝑦^ /𝑑𝑥
Contoh : Semua kelompok barang yg disajikan pada contoh di muka menunjukkan tingkat kepuasan yg sama. Oleh karena itu dapat mengghitung MRS dari tongseng utk sate dengan cara menghitung berapa banyak sate yg akan dikorbankan utk setiap satu piring tambahan tongseng (lihat tabel ) . MRS sama dg 5 tusuk sate antara titik A dan B, karena konsumen bersedia mengorbankan  5 tusuk sate (20 – 15) untuk setiap tambahan 1 piring tongseng.
MRS turun menjadi 4 tusuk sate antara titik B dan C . Konsumen tersebut hanya bersedia utk mengorbankan 4 tusuk sate (15 – 11) utk setiap tambahan 1 piring tongseng. MRS terus turun menjadi 3 (antara titik C dan D) dan menjadi 1 (antara titik D dan E ) jika perubahan jumlah tusuk sate semakin kecil.